GRIT - The Power of Passion and Perseverance

Source : Amazon
Hallo semua, thank you for visiting my blog again and sorry for my inconsistency to post my book review. Buku pertama yang bakalan saya review adalah Grit, kamu bisa beli disini untuk ebooknya. 

Gritt by Angela Lee Duckworth ini adalah salah satu Ted Talk yang banyak ditonton dan di share ke sosial media. Kamu bisa klik link nya disini. Salah satu solusi untuk nambah ilmu kalau malas baca bukunya adalah nonton video tersebut. Saya sangat suka bagaimana Angela Lee menyampaikan apa itu Grit. Kombinasi antara gerak tubuh, eye contact dan fashion item yang dia pilih menjadi paket lengkap yang benar-benar mantap. 
In a nutshell : GRIT adalah teori yang menjelaskan bahwa kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh IQ. Saat standar pendidikan menjadikan IQ sebagai tolak ukur kesuksesan seseorang. Teori ini menjadi pembuktian kuat kenapa orang-orang yang sukses tidak selalu memiliki IQ yang bagus. Accomplish may depend more on our passion and perseverance than on our innate talent. Tolong digaris bawahi ya PASSION dan PERSEVERANCE. Angela dan tim nya sudah melakukan berbagai riset yang di support oleh angka, jadi bukan seorang psychologist yg berteori saja. Dibuku ini banyak banget list riset yang beliau ceritakan. Seperti : 
  • Militer, siapa yang akan bertahan lebih lama di kemiliteran yang keras
  • Guru yang mengajar dilingkungan yang sangat berat, siapa yang akan bertahan dan resign duluan
  • Kompetisi murid sekolah, siapa yang berhasil memenangkan kompetisi
  • Salesman, siapa yang akan memberikan angka sales terbesar
  • dll, ada banyak case study di buku ini
Seperti biasa di book review saya yang lain, berikut adalah kutipan yang saya suka dari buku ini : 

Our potential is one thing. What we do with it is quite another

Dari semua case study yang dilakukan oleh Angela Lee (ex-consultant) selalu berakhir pada kesimpulan bahwa our potential is one thing, what we do with it is quite another. 

Jadi stop membandingkan diri sendiri dan mencari excuse akan "ketidakberhasilan" hidup. Kadang kita suka bilang "ya dia kan pinter". Nope, it was all about what we did. Udah seberapa jauh usaha kamu, level GRIT nya seberapa besar? Talent is one thing, dengan effort semuanya akan menghasilkan hasil yang maksimal. 

Surprisingly, konsep ini benar-benar menjawab pertanyaan yang sebenernya dari dulu bikin saya penasaran. Sejak kita TK/SD mungkin banyak yang bahas ya tentang kata-kata RAJIN, mungkin ini applicable untuk teori GRIT. Pasti banyak diantara kita punya temen yang punya talent (IG tinggi, bakat nyelam, dan bakat-bakat lainnya) tapi kok bisa kalah sama orang yang kayaknya tidak memiliki bakat tersebut secara natural. Nah dari sini mungkin kita bisa tanya-tanya, apa saja yang sudah dia lakukan. Mungkin latihan nyelam 4 kali seminggu, mungkin juga juga bahas soal ujian sampai 100 questions per malam, dan effort lainnya. Karena usaha yang maksimal akan menghasilkan hasil yang bagus. 

Point penting : we can be whatever we want IF we work for it

Angela Lee juga menjelaskan banyak teman dia yang dari jaman kuliah udah di prediksi oleh dosen siapa yang bakalan lolos consulting dan tidak (kasus dia ini adalah McK karena famous di neighbourhood nya, di Indo juga sih ya hehehe). Disini mereka yang diprediksi gak bakalan lolos, pasti udah baper duluan dong. Makanya pada latihan, ambil shortcourse mini MBA, etc sampai akhirnya bisa lolos. Sekali lagi terbukti bahwa usaha adalah hal yang terpenting selain talent. 

Dan banyak cerita seru lainnya, detail ada dibuku nya ya. 

Correlation between talent and effort

Ada grafik yang menarik tentang talent dan effort. Bayangin kalau orang yang punya talent super bagus dan ditambah effort yang maksimal pasti bakalan menghasilkan kombinasi yang sempurna. Jangan lupa cek ya korelasi antara kedua hal ini dibuku nya. Tanpa effort sudah dipastikan talent tidak berguna, sama halnya dengan tidak memaksimalkan potential. With effort, talent becames skill and at the very same time, effort makes skill productive. 

High achievers often talk about commitment of a different kind

Consistency is a key. 
Consistency over time. 

Successful person biasanya menciptakan habit dari setiap komitmen mereka. Contoh simple adalah : 
  •  Cewek yg lemaknya berlebih bisa menjadi kurus karena mereka berkomitmen terhadap apa yang mereka katakan. Mulai dari bangun pagi, pola makan sampai tidur. Semua tindakan mereka pasti dilakukan setiap hari sampai periode tertentu dan lama-lama akan menjadi habit atau kebiasaan yang melekat pada diri. 

Fall seven, rise eight

Grittier person cenderung cepat bangkit setelah mengalami failure. Mereka menilai kegagalan bukanlah hal yang harus di posting di Instastory atau diceritakan keseluruh dunia dengan bumbu drama. Saatnya bangkit, koreksi diri sendiri. What did I do? What should I do next. Kegagalan bukanlah sebuah statement yang menunjukkan kita tidak memiliki kemampuan, tapi adalah pembelajaran. Kalau diibaratkan dengan keyakinan agama saya, "ini hanya cobaan untuk bisa naik level berikutnya". 

Stop thinking about Passion 

Saya setuju banget sama poin ini. Disetiap video commencement speech yang kita nonton di youtube, contoh nya yang paling terkenal (versi saya) dari Steve Job. Pasti selalu ada kata-kata follow your passion. Alamak, cem mana pula nemuin passion saat kita habis wisuda. Gimana caranya Steve Job tau kalau dia cocoknya di technology, kenapa bukan seni? misalnya nari atau melukis? Saya sendiri kalau ditanya passion nya apa pasti a, i, u juga hehehe. Buku ini banyak support untuk mencoba semua hal mulai dari hal sepele sampai big things. Hal ini akan membawa kita pada kesimpulan bahwa kita suka X, kita bahagia saat mengerjakan X. Proses menemukan X bisa menjadi perjalanan yang panjang atau malah pendek. Tergantung sejauh mana kita mengeksplor diri sendiri. Jadi yang suka bingung dan kesel sama kata-kata passion, mungkin buku ini bisa membantu ya. 


Sekian book review kali ini. 
Semoga bisa upload book review berikutnya ontime.

Sekarang kamu lagi baca buku apa? Tertarik baca buku ini juga gak? Komen dibawah ya. 
Makasih banyak 


Love, 

Novella




No comments:

Post a Comment

Instagram